CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Tuesday, October 27, 2009

Wanita Idaman


Assalamualaikum w.b.t,

Alhamdulillah, segala puji dan puja hanya buat Pencipta langit, bumi dan setiap sesuatu di antara keduanya. Selawat dan salam ke atas kekasih Allah, Nabi Muhammad S.A.W, keluarga serta para sahabat baginda. Lautan kasih untuk mak dan abah, serta sahabat-sahabat seperjuanganku. Seminggu menyepi memberi ruang kepada diri untuk berfikir dan merangka perjalanan seterusnya andai dipanjangkan umur. Sewaktu mengemaskini folder artikel pilihan tadi, saya terpandang sajak ini. Sajak yang saya peroleh dan berkongsi bersama sahabat-sahabat di bangku sekolah menengah dulu. Sesungguhnya terasa diri masih terlalu jauh untuk menggapai tahap itu. Namun ingin saya berkongsi di sini. Moga sama-sama beroleh manfaat, insyaAllah =)


..Wanita Idaman..

Wanita yang aku sayangi,

Adalah pencinta Tuhannya,

Yang mengalir cinta, takut, dan harap,

Yang menguasai jalan penghidupannya,

Dari waktu ke waktu,

Dari hari ke hari,

Sehingga perjanjian antara jasad dan nyawanya berakhir


Wanita yang aku rindui,

Adalah wanita yang di mata dan di wajahnya,

Terpancar sinar nur Ilahi,

Lidahnya basah dengan zikrullah,

Di sudut hatinya sentiasa membesarkan Allah


Wanita yang aku cintai,

Adalah wanita yang menutup auratnya dari pandangan lelaki ajnabi,

Kehormatan dirinya menjadi mahal nilainya,

Disanjung tinggi penduduk langit dan bumi


Wanita yang aku impikan,

Adalah wanita yang mendekatkan hatiku yang telah jauh,

Kepada Ar-Rahman dan Ar-Rahim,

Namun aku tidak ada di sana,

Kerana dilamar kebendaan dunia


Wanita yang aku kasihi,

Yang bersyukur pada apa yang ada,

Yang bersabar pada apa yang tiada,

Cinta pada hidup yang sederhana,

Yang tidak bermatakan benda


Wanita yang aku sukai,

Menjadi dian pada dirinya sendiri,

Menjadi pelita untuk putera-puteriku yang bakal dilahirkan,

Untuk menyambung perjuanganku di belakang hari

Sesungguhnya wanita yang selalu berada dalam doaku,

Adalah dirimu...... MUJAHIDAH SOLEHAH

Tuesday, October 20, 2009

Bangunlah!

Ku tujukan untuk mu, wahai insan yang tersia-sia malamnya...


Wahai orang-orang yang terpejam matanya,

Izinkan kami, manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah, sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari syurga.


Wahai orang-orang yang terlelap,

Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat tenaga cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya. Aduhai nikmatnya.


Wahai orang-orang yang terlena,

Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!! Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak seperti dirimu!! Kami adalah para perindu kamar di syurga. Tak pernahkah kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda :"Sesungguhnya di syurga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam serta mendirikan solat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." Sudahkah kau dengar tadi ? Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orang yang mendirikan solat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.


Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta,

Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. Aku Abu Hurairah, Periwayat Hadis. Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tak terperi. Penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau? Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri. Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi. Jika salah satu dari kami selesai mendirikan solat, maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bahagiannya. Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? Pedulikah kau pada keluargamu? Adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka? Sekadar untuk membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu, keluargamu?


Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki.

Sejarah mencatatku sebagai Sang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, "Nuruddin itu bercinta dgn solat malam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah yang benar." Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan kerana pasukannya yang banyak. Tetapi lebih kerana dia mempunyai rahsia bersama Tuhan". Aku tersenyum, mereka memang benar. Kemenangan yang kuraih adalah kerana doa dan solat-solat malamku yang penuh kekhusyukan.


Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku?

Dialah Istriku tercinta, Khotun binti Atabik. Dia adalah isteri solehah di mataku, terlebih di mata Allah. Malam-malam kami adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemersik dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang panjang. Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya Allah, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah. Astaghfirullah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itu kuperintahkan untuk menabuh gendang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.


Wahai orang-orang yang terbuai,

Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqsa, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta emas itu, seorang Panglima Perang, Salahuddin Al-Ayyubi.Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang Panglima yang selalu menjaga solat berjemaah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Alqur'an yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang paling kutunggu. Saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.


Wahai orang-orang yang masih saja terlena,

Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan Konstantinopel? Akulah orang dibalik penaklukan itu,Sultan Muhammad Al Fatih. Tahukah kau bahawa sehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya. Dan saat malam tiba, kami laksanakan solat malam dan munajat penuh harap akan pertolongan- Nya. Jika Allah memberikan kematian kepada kami pada siang hari di saat kami berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang hari kami berada di hujung kematian, namun sebelum itu, di hujung malamnya Allah temukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi malam kami.


Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,

Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang kekeringan? Mereka sangat merindukan air yang keluar dari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa sangat menyengat, padang pasir pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk mengadakan Solat Istisqo yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Ada wajah-wajah besar yang turut serta di sana, Malik bin Dinar, Atho' As-Sulami, Tsabit Al-Bunani. Solat dimulai, dua rakaat pun selesai. Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang penuh berkah. Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak ada tanda-tanda hujan akan turun. Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan biru. Dalam hati mereka bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan itu tertahan di langit? Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini? Solat demi solat Istisqo didirikan, namun hujan tak kunjung datang.


Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah masjid. Saat malam itulah, aku, Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit hitam dan berpakaian usang, datang ke masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk solat Istisqo sendirian, dua orang terpandang itu mengamati gerak geriku. Setelah solat, dengan penuh kekhusyu'an kutengadahkan tanganku ke langit, seraya berdoa :
"Tuhanku, betapa banyak hamba-hambaMu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu. Apakah ini kerana apa yang ada pada-Mu sudah habis ? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang ? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya."


Lalu apa gerangan yang terjadi?

Angin langsung datang bergemuruh dengan cepat, mendung tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar doa seorang pelayan ini. Doaku dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi yang tandus yang sudah lama merindukannya. Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terhairan-hairan dan kau pasti juga hairan bukan?

Aku, seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin lebih pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanya manusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa karena doaku yang makbul dan malam-malam yang kupenuhi dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.


Wahai orang-orang yang masih saja terpejam,

Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku, Imam Nawawi. Suatu hari muridku menanyakan kepadaku, bagaimana aku dapat menciptakan berbagai karya yang banyak? Bila aku beristirehat, bagaimana aku mengatur tidurku? Lalu kujelaskan padanya, "Jika aku mengantuk, maka aku hentikan solatku dan aku bersandar pada buku-bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan ibadahku."

Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh akal sihatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau dapat menikmati karya-karyaku.


Wahai orang-orang yang tergoda,

Begitu kuatkah syaitan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidur pulas? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di tengkuk lehermu!! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu sambil berkata, "Hai manusia, Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah!!"


Sedarlah, sedarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya!

Setan itu berbohong kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian, berwudhulah, maka akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, solatlah, solat seperti kami, maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.


Wahai orang-orang yang masih terlelap,

Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan? Masihkah? Adakah tergerak hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohon keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat? Tidakkah kau tahu, bahwa Allah turun ke langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata, "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni." Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah.


Wahai orang-orang yang terpujuk rayu dunia,

Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada ertinya. Malamlah yang memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh tak bererti apa-apa bagimu. Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di syurga-Nya, mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar.


Telah diketahui akan mukjizat solat malam atau qiamullail ini, namun...kita terus-terusan diuji untuk bangkit melawan perasaan malas dan tidak sedarkan diri. Benar, bukan calang-calang orang yang diberikan anugerah 'alarm mata'tatkala waktu sudah di sepertiga malam. Jangan hanya mengejar lailatulqadar di Bulan mulia,Ramadhan. Istiqamahkan amalan...biar sedikit asalkan berterusan dan tingkatkan setahap demi setahap. Sucikan hati, bulatkan pengharapan hanya padaNya...insyaAllah, ada bantuan menanti hambaNya yang benar-benar mengharapkan cinta dan kasih Ilahi.


Tidurlah, dengan tidur yang menuju Allah!

Doa Istikharah

Dalam hadith yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Jabir ra, ia menuturkan: Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan surah al-Qur-an:


إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعِيشَتِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعِيشَتِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

`Jika salah seorang dari kalian menghendaki suatu perkara, maka solatlah dua rakaat dari selain solat fardhu, kemudian hendaklah mengucapkan:

"Ya Allah, aku beristikharah kepadaMu dengan ilmuMu, aku meminta penilaianMu dengan kemampuanMu dan aku meminta kepadaMu dari kurniaMu yang sangat besar. Sesungguhnya Engkau kuasa sedangkan aku tidak kuasa, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui perkara ini lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, kehidupanku, dan kesudahan urusanku atau urusan dunia dan akhiratku, maka putuskanlah dan mudahkanlah urusan ini untukku, kemudian berkatilah untukku di dalamnya. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahawa itu buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku maupun kesudahan urusanku atau urusan dunia dan akhiratku maka palingkanlah ia dariku dan palingkanlah aku darinya serta putuskanlah yang terbaik untukku di mana pun berada, kemudian redhailah aku dengannya." (Dan hendaklah......menyebutkan hajatnya)''
(HR. Bukhari, At-Tirmidzi, An-Nasai dan lainnya)

Tuesday, October 13, 2009

Soal Hati



Assalamualaikum w.b.t,

Apa khabar pengunjung-pengunjung Kembara Hamba agaknya? Lama rasanya saya tidak mengupdate blog. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah kerana dengan ihsan dan kasih sayang Allah, kita masih diberi kesempatan menghirup udara di bumi Allah ini dengan 2 nikmat terbesar, yakni nikmat iman dan Islam. Seminggu berlalu dengan pelbagai pengalaman yang sukar diungkap dengan kata-kata. Terima kasih padaMu ya Allah kerana memilih aku untuk melalui semua ini. Hurm.. Hari ni saya nak berbicara soal hati.

Kenapa Soal Hati?

Soal hati adalah soal yang sangat subjektif. Bercakap soal hati, ia sering dikaitkan dengan perasaan sayang, cinta, benci, rindu, dendam, dengki, dan banyak lagi perkataan yang menzahirkan rasa. Sejujurnya, saya sudah terlalu jemu dan muak apabila terlalu kerap disogokkan dengan persoalan mengenai hati. Persoalan mengenai cinta dunia yang ternyata palsu adalah persoalan yang paling kerap saya dengar. Jemu. Saya sudah terlalu jemu mendengarnya, sedangkan banyak lagi masalah umat yang lebih aula untuk diberi perhatian. Inikah masyarakatku?? Hanyut terlalu jauh dengan cinta dunia.

Pentingkah Berbicara Soal Hati?

Ya, sangat penting untuk berbicara soal hati. Rasulullah S.A.W bersabda yang bermaksud,"Sesungguhnya ALLAH tidak melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi ALLAH melihat kepada hati dan amalmu." (Riwayat Muslim)

Hati??

Hati menurut ilmu perubatan adalah darah hitam yang beku, mempunyai bentuk tersendiri yang letaknya di sebelah kiri dada. Bagaimanapun Imam al-Ghazali mengatakan bahawa hati menurut pandangan ilmu tasawuf adalah unsur halus yang bersifat metafizik yang berada dalam bentuk hati yang bersifat jasmani. Katanya, "Saya hairan dengan manusia yang sangat mengutamakan kebersihan dan keindahan tubuh, sedangkan hatinya tidak mereka bersihkan daripada kotoran batin dan maksiat, padahal ALLAH hanya memandang hati mereka seperti firman-Nya dalam surah asy-Syams, ayat 1 hingga 10."

Hati ibaratkan sebagai tuan dan jasad adalah hambanya atau sebagai pemimpin yang mengatur rakyatnya. Maka hati adalah asas atau pusat yang mengatur dan menggerakkan semua kegiatan. Jika hati baik, maka akan baiklah kelakuan seseorang itu. Jika sebaliknya, maka buruklah peribadi seseorang itu.

Ikhlaskan Hati Kita

Jom kita renung semula, apakah niat sebenar perbuatan-perbuatan kita selama ni? Betul ke kita bangun dari tidur dan bersiap-siap ke kuliah niatnya hanya kerana Allah? Benarkah niat kita menuntut ilmu hanya kerana Allah, atau sekadar untuk mengejar segulung ijazah semata-mata? Justeru, tepuklah dada, tanyalah hati. Hati menjadi penilaian Allah terhadap hambaNya. Kerana pada hatilah terletak niat seseorang. Niat ikhlas itu akan diberi pahala. Hati perlu dijaga dan dipelihara dengan baik agar tidak rosak, sakit, buta, keras dan lebih-lebih lagi tidak mati. Sekiranya berlaku pada hati keadaan seperti ini, kesannya membabitkan seluruh anggota tubuh manusia. Akibatnya, akan lahir penyakit masyarakat berpunca daripada hati yang sudah rosak itu.

Justeru, hati menjadi amanah yang wajib dijaga sebagaimana kita diamanahkan menjaga mata, telinga, mulut, kaki, tangan dan sebagainya daripada berbuat dosa dan maksiat.

Hati yang hitam ialah hati yang menjadi gelap kerana bergelumang dengan dosa. Setiap dosa yang dilakukan tanpa bertaubat akan menyebabkan satu titik hitam pada hati. Itu baru satu dosa. Bayangkan bagaimana kalau 10 dosa? 100 dosa? 1,000 dosa? Alangkah hitam dan kotornya hati ketika itu.

Perkara ini jelas digambarkan melalui hadis Rasulullah yang bermaksud: "Sesiapa yang melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam." (Hadis riwayat Ibn Majah)

Hadis ini selari dengan firman Allah bermaksud: "Sebenarnya ayat-ayat Kami tidak ada cacatnya, bahkan mata hati mereka sudah diselaputi kotoran dosa dengan sebab perbuatan kufur dan maksiat yang mereka kerjakan." (Surah al-Muthaffifiin, ayat 14)

Hati yang kotor dan hitam akan menjadi keras. Apabila hati keras, kemanisan dan kelazatan beribadat tidak dapat dirasakan. Ia akan menjadi penghalang kepada masuknya nur iman dan ilmu. Belajar sebanyak mana pun ilmu yang bermanfaat atau ilmu yang boleh memandu kita, namun ilmu itu tidak masuk ke dalam hati, kalau pun kita faham, tidak ada daya dan kekuatan untuk mengamalkannya.

Dalam hal ini Allah berfirman yang bermaksud: "Kemudian selepas itu, hati kamu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Pada hal antara batu-batu itu ada yang terpancar dan mengalir sungai daripadanya dan ada pula antaranya yang pecah-pecah terbelah lalu keluar mata air daripadanya. Dan ada juga antaranya yang jatuh ke bawah kerana takut kepada Allah sedang Allah tidak sekali-kali lalai daripada apa yang kamu kerjakan." (Surah al-Baqarah ayat 74)

Begitulah Allah mendatangkan contoh dan menerangkan batu yang keras itu pun ada kalanya boleh mengalirkan air dan boleh terpecah kerana amat takutkan Allah. Oleh itu, apakah hati manusia lebih keras daripada batu hingga tidak boleh menerima petunjuk dan hidayah daripada Allah.

Perkara paling membimbangkan ialah apabila hati mati akan berlaku kemusnahan amat besar terhadap manusia. Matinya hati adalah bencana dan malapetaka besar yang bakal menghitamkan seluruh kehidupan. Inilah akibatnya apabila kita lalai dan cuai mengubati dan membersihkan hati. Kegagalan kita menghidupkan hati akan dipertanggungjawabkan Allah pada hari akhirat kelak.


Apabila Hati Mati..

Menurut Syeikh Ibrahim Adham, antara sebab atau tanda-tanda hati mati ialah:

1. Mengaku kenal Allah SWT, tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya.

2. Mengaku cinta kepada Rasulullah s.a.w., tetapi mengabaikan sunnah baginda.

3. Membaca al-Quran, tetapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya.

4. Memakan nikmat-nikmat Allah SWT, tetapi tidak mensyukuri atas pemberian-Nya.

5. Mengaku syaitan itu musuh, tetapi tidak berjuang menentangnya.

6. Mengaku adanya nikmat syurga, tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya.

7. Mengaku adanya seksa neraka, tetapi tidak berusaha untuk menjauhinya.

8. Mengaku kematian pasti tiba bagi setiap jiwa, tetapi masih tidak bersedia untuknya.

9. Menyibukkan diri membuka keaiban orang lain, tetapi lupa akan keaiban diri sendiri.

10. Menghantar dan menguburkan jenazah/mayat saudara seIslam, tetapi tidak mengambil pengajaran daripadanya. Semoga dengan panduan yang di sampaikan itu akan dapat kita sama-sama mengambil iktibar semoga segala apa yang kita kerjakan akan diredai Allah SWT.

Menurut Sheikh Ibni Athoillah Iskandari dalam kalam hikmahnya yang berikutnya;

Sebahagian daripada tanda mati hati itu ialah jika tidak merasa dukacita kerana tertinggal sesuatu amal perbuatan kebajikan juga tidak menyesal jika terjadi berbuat sesuatu pelanggaran dosa.


Kenapa Hati Mati?

Hati mati kerana tidak berfungsi mengikut perintah Allah iaitu tidak mengambil iktibar dan pengajaran daripada didikan dan ujian Allah.

Allah berfirman bermaksud: "Maka kecelakaan besarlah bagi orang yang keras membatu hatinya daripada menerima peringatan yang diberi oleh Allah. Mereka yang demikian keadaannya adalah dalam kesesatan yang nyata." (Surah al-Zumar ayat 22)

Hati juga mati jika tidak diberikan makanan dan santapan rohani dengan sewajarnya. Kalau tubuh badan boleh mati kerana tuannya tidak makan dan tidak minum, begitu juga hati.

Apabila ia tidak diberikan santapan dan tidak diubati, ia bukan saja akan sakit dan buta, malah akan mati akhirnya. Santapan rohani yang dimaksudkan itu ialah zikrullah dan muhasabah diri.

Oleh itu, jaga dan peliharalah hati dengan sebaik-baiknya supaya tidak menjadi kotor, hitam, keras, sakit, buta dan mati. Gilap dan bersihkannya dengan cara banyak mengingati Allah (berzikir).

Firman Allah bermaksud: "Iaitu orang yang beriman dan tenteram hati mereka dengan mengingati Allah. Ketahuilah! Dengan mengingati Allah itu tenang tenteramlah hati manusia." (Surah al-Ra'd ayat 28)

Firman-Nya lagi bermaksud: "Hari yang padanya harta benda dan anak-anak tidak dapat memberikan sebarang pertolongan, kecuali harta benda dan anak-anak orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera daripada syirik dan munafik." (Surah al-Syura ayat 88-89)

Muhasabah Kembali

Subhanallah, terasa kerdilnya diri. Ayuh kita baiki hati kita sementara masih berkesempatan.


Ya Allah Engkau mengetahui bahawa..
hati-hati ini telah berkumpul kerana mengasihi Mu
Bertemu untuk mematuhi perintah Mu
Bersatu memikul beban dakwah Mu
Hati-hati ini telah mengikat janji setia..
untuk mendaulat dan menyokong syariatMu

Maka eratkanlah ya Allah akan ikatannya
Kekalkan kemesraan antara hati-hati ini
Tunjukkanlah kepada hati-hati ini..
akan jalannya yang sebenar
Penuhkanlah piala hati ini..
dengan limpahan iman, keyakinan dan keindahan tawakkal kepada Mu
Hidup suburkanlah hati-hati ini..
dengan makrifat, pengetahuan sebenar tentangMu

Jika Engkau mentakdirkan mati
Maka matikanlah pemilik hati-hati ini..
sebagai para syuhada' dlm perjuangan agama Mu

Engkau lah sebaik-baik sandaran..
dan sebaik-baik penolong ya Allah
Perkenankanlah permintaan ini
Amin ya rabbal A'alamin..